Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan akan mengirimkan surat edaran ke sekolah yang akan menjalankan kurikulum 2013. Melalui surat ini Mendikbud menegaskan hanya 6.326 sekolah yang akan menerapkan Kurikulum 2013.
Mendikbud menjelaskan, di dalam surat edaran itu juga diselipkan Permendikbud mengenai keberlanjutan kurikulum. Anies menjelaskan, alasan dikirimkan surat edaran kurikulum ini ke sekolah-sekolah karena dia ingin mengubah sosialisasi kebijakan.
Sebelumnya sekolah tidak tahu menahu tentang alasan kebijakan yang dibuat pemerintah. Mereka hanya dikirimkan Permendikbud yang bahasanya sangat hukum sekali. Sekolah selaku pelaksana kebijakan itu pun hanya mengetahuinya dari media massa saja.
“Saya akan kirim surat ke kepala sekolah. Surat itu rapi saya buat mulai dari penjelasan mengapakurikulum 2013 ini dievaluasi dan diterapkan terbatas,” katanya di kantor Kemendikbud, Jumat (5/12/2014).
Anies menjelaskan, dari surat edaran maka kepala sekolah dapat menginformasikannya kembali ke masyarakat. Mendikbud menegaskan, sekolah yang akan menjalankan kurikulum ini hanya sekolah angkatan pertama yang telah menjalankan kurikulum selama tiga semester.
Diketahui, 2013 lalu Kemendikbud menunjuk 6.326 sekolah sasaran yang pertama kali menjalankan kurikulum baru. Anies menuturkan, memang ada sejumlah sekolah angkatan kedua yang menjalankan kurikulum 2013. Namun karena baru satu semester menjalankan maka kurikulum di sekolah ini akan diberhentikan sementara.
Pengagas Indonesia Mengajar ini menjelaskan, bagi sekolah angkatan pertama yang masih menjalankan kurikulum ini evaluasi akan terus dilakukan. Dia memerintahkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud yang akan melakukan evaluasi. Mengenai kritik sekolah menerapkan dua kurikulum yaknikurikulum 2013 dan KTSP, Anies menjelaskan, hal itu tidak melanggar konstitusi.
Yang penting, Kemendikbud tetap memonitor dan mengkontrol dengan baik pelaksanaan keduanya. Bahkan pada 2004 lalu Anies mengungkapkan Indonesia menerapkan dua kurikulum. “Sebetulnya tidak apa-apa ada dua kurikulum karena kitajuga pernah pakai dua kurikulum. Toh ujungnya adalah perbaikan kurikulum juga,” ucapnya.
Mendikbud mengibaratkan dia dalam posisi maju kena mundur kena. Namun dia memilih maju untuk menjalankan kurikulum hanya untuk sekolah yang siap saja. Sementara jiks mundur dia hanya akan menyerah ke keadaan dan siswa pun yang menjadi korbannya. Mengenai buku yang sudah terlanjur di distribusikan percetakan dia akan berkoordinasi lagi ke direktorat terkait bagaimana penyimpanannya. (Sumber : http://news.okezone.com/)
0 comments:
Post a Comment