Sunday, December 14, 2014

TKI Asal Batang Tewas Diduga Bunuh Diri di Mekah

Karena Berbagi itu Indah

Batang - Seorang TKI asal Desa Bulu RT 01 RW 03, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah bernama Khomsatun Neman Rukyat meninggal dunia di Mekah diduga bunuh diri karena depresi. Jenazah yang sudah tewas sejak 1 Oktober 2014 tersebut saat ini masih berada di RS Malik Faisal, Mekah.

Besan Khomsatun, Nur Haryanto (54) mengatakan Khomsatun sebelum meninggal yaitu tanggal 30 September sempat memberi kabar dirinya merasa tertekan karena diancam akan dibunuh oleh anak majikannya setelah memergoki anak majikannya itu berhubungan intim. Bahkan Khomsatun sempat berpamitan jika saat Idul Adha 5 Oktober tidak memberi kabar, berarti ia meninggal.

"Melihat anak majikan berhubungan intim. Dia diancam akan dibunuh kalau lari, dia depresi, menitipkan anak dan cucunya ke sana," kata Nur saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/12/2014).

Anak kedua Khomsatun, Arif Abidin (25) menambahkan setelah mendengar kabar itu dari ibunya, pihak keluarga segera mengadu ke Ketua RT dan diteruskan hingga PJTKI dan Kemenlu agar Khomsatun diberi perhatian dan ditolong.

"Ibu diancam akan dianiaya dan akan dibunuh, kami sekeluarga mengadu ke Kemenlu dan PJTKI. Maksudnya agar cepat dipulangkan," pungkas Arif.

Dua bulan berlalu, kemudian tanggal 2 Desember lalu PT AVida Avia Duta Pekalongan yang menempatkan Khomsatun di Mekah memberi kabar ke keluarga bahwa ibu tiga anak itu tewas gantung diri. Mendengar informasi tersebut, pihak keluarga sangat terpukul dan berharap jenazah bisa segera dipulangkan ke kampung halaman.

"Kami harap jenazah bisa segera dibawa pulang," tandas Arif.

 Sore tadi Menaker, Hanif Dhakiri menyempatkan datang ke rumah Khomsatun menemui keluarga dan memberi bantuan. Ia mengatakan sudah mendengar cerita soal Khomsatun itu dan saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengurus kepulangan jenazah.

"Di sana beliau berjuang mengingatkan majikan agar berbuat benar. Kita koordinasi supaya jenazah bisa dibawa pulang. Kalau diidentifikasi bunuh diri, keluarga diharapkan bisa bersabar," kata Hanif.

"Ibu saya pernah jadi TKI, saya tahu betul perasaan anda," imbuhnya ketika berbincang dengan Arif.

Diketahui Khomsatun ditempatkan oleh PT Avida Avia Duta, namun masa kontrak kerjanya ternyata sudah habis sejak Februari 2013 dan belum memperpanjang sehingga durasi asuransi sudah habis. Hanif menegaskan saat ini pihaknya menggenjot agar perpanjangan kontrak kerja dipermudah.

"Perpanjangan kontrak akan dipermudah jadi pemerintah bisa memonitor, jangan sampai over stay, kontrak habis masih kerja, itu jadi soal," terangnya.

Khomsatun meninggalkan suami, Surim (60) serta tiga anaknya yaitu Nur Hamidah (30), Rif Abidin (25), dan seorang piutri, Aris Puji Taufik (19) yang masih berkuliah di akademi keperawatan di Pekalongan.

Terkait Puji yang masih bersekolah, Menaker berjanji akan beroordinasi dengan kementrian pendidikan agar Puji mendapat beasiswa. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Batang yang ikut berkunjung ke rumah Khomsatun agar mencatat data lengkap Puji.

"Untuk yang masih kuliah, nanti kami minta data lengkap untuk beasiswa," tandas Hanif.

Sumber: Detik

0 comments:

Post a Comment